Majas Penegasan – Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat materi mengenai gaya bahasa. Gaya bahasa ialah pemakaian bahasa kiasan untuk memperoleh efek-efek tertentu dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Salah satu jenis gaya bahasa ialah majas. Majas biasanya digunakan untuk mengungkapkan pernyataan tidak secara langsung atau menggunakan bahasa kiasan untuk memberikan efek tertentu dalam mengunggapkan bahasa. Bentuk gaya bahasa ini tidak hanya terungkapkan dalam puisi, tetapi tanpa disadari sering pula digunakan dalam percakapan, baik percakapan formal maupun percakapan sehari-hari.
Jenis-jenis majas beragam, tergantung pada tujuan yang ingin disampaikan melalui majas tersebut. Salah satu jenis majas yang biasa dipelajari ialah majas penegasan. Majas penegasan adalah majas yang bertujuan untuk menegaskan sesuatu agar membuat pembaca atau pendengar merasakan efek tertentu dari kalimat yang disampaikan. Majas penegasan ini memiliki macam yang beragam.
Daftar Baca Cepat
- Macam-macam Majas Penegasan
- 1. Majas Apofasis
- 2. Majas Pleonasme
- 3. Majas Repetisi
- 4. Majas Pararima
- 5. Majas Aliterasi
- 6. Majas Paralelisme
- 7. Majas Tautologi
- 8. Majas Sigmatisme
- 9. Majas Antanaklasis
- 10. Majas Klimaks
- 11. Majas Antiklimaks
- 12. Majas Interversi
- 13. Majas Retoris
- 14. Majas Elipsis
- 15. Majas Koreksio
- 16. Majas Polisindenton
- 17. Majas Asindenton
- 18. Majas Interupsi
- 19. Majas Ekslamasio
- 20. Majas Enumerasio
- 21. Majas Preterito
- 22. Majas Alonim
- 23. Majas Kolokasi
- 24. Majas Silepsis
- 25. Majas Zeugma
Macam-macam Majas Penegasan
Berikut ialah macam-macam majas penegasan:
1. Majas Apofasis
Majas apofasis adalah majas yang bertujuan untuk menegaskan sesuatu dengan cara menyangkal.
Contoh:
a. Kalau boleh jujur, saya memilih untuk tidak mengatakan hal ini kepada bapak. Namun, apa boleh buat, saya harus mengatakannya kepada bapak dengan apa adanya. Dengan ini saya menyatakan bahwa saya akan mengundurkan diri dari perusahaan ini karena saya akan menerima tantangan kerja dari perusahaan lain yang ada di luar negeri.
b. Aku sebetulnya sangat ingin membeli barang yang kamu tawarkan. Namun, aku tidak dapat membeli barang itu karena aku sedang tidak memiliki uang.
c. Sebetulnya saya tidak ingin mengatakan hal ini kepada Anda. Tapi, saya mesti mengatakannya. Saya ingin mengatakan bahwa Anda kami berhentikan dari perusahaan kami karena kinerja Anda tidak sesuai dengan perusaan inginkan.
d. Sejujurnya, saya sangat enggan menyatakan hal ini dalam forum yang sedang berlangsung ini. Namun, meskipun dengan berat hati saya harus menyampaikan bahwa saya tidak sependapat dengan keputusan yang dikeluarkan dari forum ini karena menurut saya keputusan tersebut tidak sesuai dengan visi dan misi forum ini.
e. Jujur saya enggan sekali untuk menjelaskan dalam forum ini bahwa Anda sudah melalukan korupsi terhadap uang negara.
f. Sebenarnya saya tidak mengatakan hal ini karena takut menyakiti hatimu. Namun, saya mengatakannya agar Anda sadar dan berubah. Menurut saya Anda harus lebih disiplin dalam mengumpulkan tugas dari atasan karena kesalan Anda sering membuat tim menjadi jelek di mata para atasan.
g. Aku sebetulnya tidak ingin mengatakan hal ini. Namun, aku sudah terlalu lama memendam hal ini hingga aku sudah lelah dengan semua sikap kamu yang semena-mena. Kamu harus lebih bisa bersikap adil terhadap aku dan Rani, jangan hanya aku yang diberi tugas menumpuk.
2. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang memberikan keterangan tambahan untuk hal yang sudah jelas. Padahal keterangan tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan.
Contoh:
a. Anak-anak itu mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat pesawat yang sedang melintas di atas kepala mereka.
b. Sopir itu menepikan kendaraannya ke pinggir karena ada masalah dengan mesin.
c. Budi menengok ke belakang ketika aku memanggil namanya.
d. Saat upacara siswa-siswa berbaris rapi di lapangan.
e. Dena membawa motornya ke bengkel karena bannya bocor.
f. Ibu Guru meminta Andi maju ke depan.
3. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah majas yang menggunakan pengulangan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat. Pengulangan tersebut digunakan sebagai penegasan untuk meyatakan maksud dan tujuan.
Contoh:
a. Berusaha, berusaha, dan terus berusaha adalah cara terbaik meraih kesuksesan.
b. Bermimpilah, bermimpilah, dan teruslah pupuk mimpi dengan doa serta usaha.
c. Di dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang sehat. Di dalam jiwa yang sehat ada iman yang kuat.
e. Kamu masih saja membicarakan, membicarakan, dan selalu saja membicarakan keburukan orang lain.
f. Ibulah yang membelikanmu makanan, ibulah yang memberikanmu pakaian, ibulah yang menemanimu mencari pekerjaan.
4. Majas Pararima
Majas pararima adalah majas yang berisi pengulangan pada bagian konsonan awal dan akhir dalam sebuah kata atau pada bagian kata yang berlainan.
Contoh:
a. Para pemuda yang sedang bermain judi itu kocar-kacir ketika polisi tiba-tiba datang menggerebek mereka.
b. Kucing itu hilir-mudik mencari makanan.
c. Orang itu bolak-balik menemui majikannya karena takut dipecat.
d. Kakak naik-turun tangga untuk mengencangkan otot-otot kakinya.
e. Gina maju-mundur karena merasa tidak percaya diri untuk mengikuti lomba puisi.
5. Majas Aliterasi
Majas aliterasi adalah majas yang melakukan pengulangan konsonan di awal kata dengan beruntun. Huruf pertama pada majas ini diulang pada kata-kata berikutnya. Majas ini sering dipakai dalam penulisan puisi.
Contoh:
a. Tidur telentang tinggalkan tangis
b. Kau kuatkan kalbuku kasih
c. Ke mana kau kembali kini?
d. Salam sayang selalu sampai.
e. Sungguh sempurna seperti sang surga
f. Percikan pahit pecahkan pahatan
g. Perasaan puan pasti pahitkan?
6. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas yang sering digunakan dalam puisi. Pada majas ini terdapat penegasan dengan cara mengulang kata, frasa, atau klausa secara sejajar.
Contoh:
a. Saat ini kaum pria dan wanita memiliki kedudukan yang hampir sejajar dalam mencari pekerjaan.
b. Manis dan pahitnya kehidupan itu sudah biasa dirasakan secara bergantian.
c. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, baik yang ada di daratan maupun lautan.
d. Kita tidak akan pernah tau kegagalan atau kesuksesan yang akan kita raih tanpa mencoba, berusaha, dan berdoa.
e. Baik atau buruknya kita di mata orang lain, yang terpenting adalah kita jangan mengusik kehidupan orang lain.
f. Tinggi atau rendahnya jabatan di dunia, di mata Tuhan kita semua sama.
7. Majas Tautologi
Majas tautologi adalah majas yang mengulang beberapa kali sebuah kata pada kalimat.
Contoh:
a. Mengapa kamu cemas dan gelisah seperti itu? Hancur luluh hatiku seketika saat kau putus semua jalinan cinta kita.
b. Tendangan pemain sepak bola itu begitu hebat, dahsyat, dan luar biasa.
c. Tidak, tidak, tidak, sama sekali bukan itu yang aku inginkan. Aku ke sini hanya ingin silaturahmi.
d. Di dalam suka di dalam duka. Waktu bahagia waktu merana, Masa tertawa masa kecewa.
e. Sungguh cantic jelita wajahmu. Tak sabar aku ingin segera bertemu.
f. Selama ini aku menunggu. Selama ini aku menanti. Selama ini aku mengerti. Kau pasti akan kembali.
g. Bukan aku tidak suka. Bukan aku tidak cinta. Gelap gulita malam ini.
h. Betapa sepi malam ini, betapa sunyo pengharapan ini.
8. Majas Sigmatisme
Majas sigmatisme adalah majas yang menggunakan bunyi ‘s’ untuk diulang sehingga menghasilkan efek tertentu. Majas ini seringkali ditemukan pada sajak maupun puisi.
Contoh:
a. Kutulis surat ini kala gerimis.
b. Kau meringis saat aku menangis.
c. Sampai suatu saat kita terpaksa membuka rahasia.
d. Setipis pelipis menggaris tangis
e. Kupangkas berangkas bekas
f. Ciri khas tidak hanya melintas di angan
9. Majas Antanaklasis
Majas antanaklasis adalah majas yang mengulang kata, namun maknanya menjadi berbeda.
Contoh:
a. Jangankan seribu atau seratus, serupiah saja aku pun tidak punya.
b. Dia tengah asyik membaca novel favoritnya, halaman demi halaman, di halaman belakang.
c. Tubuhnya memerah setelah seharian memerah susu sapi di peternakan milik keluarganya.
d. Akhirnya dia kena batunya karena minggu lalu melempar batu ke rumah tangganya.
e. Ayah membawa buah tangan berupa buah durian.
f. Bahan baku yang diekspor itu harus melalui proses dengan standar baku.
g. Menurut buku-buku yang saya baca, tumbuhan rimpang memiliki ciri khas berbuku-buku.
10. Majas Klimaks
Majas klimaks adalah majas yang menjelaskan secara bertingkat dari yang paling bawah ke yang lebih tinggi.
Contoh:
a. Dari pagi hingga malam, proyek bangunan itu belum selesai juga.
b. Di liga Spanyol, setiap pesepak bola diberi nomor punggung 1 sampai 25.
c. Ayah memberikan hadiah untuk anak-anaknya, mulai dari anak pertama hingga anak ketiganya.
d. Sutradara itu mulai observasi tempat mulai dari yang paling dekat hingga yang paling jauh.
e. Sidang skripsi tertutup hanya dihadiri peserta siding, penguji, dan ketua siding.
f. Rapat berlangsung dari pukul 13.00 hingga pukul 15.00
g. Rapat perusahaan hari ini dihadiri oleh karyawan, manajer, dan direktur utama.
11. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks menyampaikan sesuatu secara berangsur dan menurun, dimulai dari yang terpenting sampai yang tidak penting. Ciri khas majas ini adalah menggunakan kata-kata berhierarki yang kamin lama makin turun.
Contoh:
a. Semua pihak mesti terlibat dalam pelestarian hutan, mulai dari pihak pemerintah hingga masyarakat.
b. Sepak bola di Indonesia dimainkan hampir di setiap level, mulai dari level professional sampai level antarkampung.
c. Acara Job Fair kemarin diramaikan oleh berbagai pihak, mulai dari pihak perusahaan hingga para pencari kerja.
d. Toko buku itu menjual berbagai jenis buku teks, mulai adri buku teks untuk perguruan tinggi, siswa SMA, SMP hingga SD.
e. Gorengan merupakan jajanan yang ada di hampir seluruh tempat di Indonesia, mulai dari kota hingga pedesaan.
12. Majas Interversi
Majas inversi adalah majas yang susunannya dibalik dengan menyebutkan predikat terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh subjeknya.
a. Ditelantarkan orang tuanya, anak itu putus sekolah.
b. Dikejar dengan gembira oleh Putri Kupu-kupu itu.
c. Dikejar-kejar satpol PP, para pedagang kaki lima itu lari tunggang langgang.
13. Majas Retoris
Majas retoris adalah majas yang berupa pertanyaan sebenarnya dan jawabannya terdapat pada kalimat tersebut.
a. Apakah ini yang disebut merdeka?
b. Untuk apa kita berperang, bukankah sebaiknya berdamai?
c. Siapakah yang tidak ingin hidup?
Baca juga: Majas Perbandingan: Macam dan Contohnya
14. Majas Elipsis
Majas elipsis adalah majas yang menghilangkan unsur kalimat tertentu.
a. Saya ke rumah teman.
(Terdapat penghilangan unsur predikat berupa kata ‘pergi’)
b. Ayah baru dari Surabaya tadi pagi.
(menghilangkan kata ‘datang’)
c. Kakek Muhidin ke pasar untuk membeli daging kambing dan sapi.
(menghilangkan kata ‘pergi’)
15. Majas Koreksio
Majas koreksio adalah majas yang menyebutkan sesuatu dan kemudian dikoreksi untuk menyatakan maksud yang sesungguhnya.
a. Jika melihat prestasinya semalam, Adi akan menempati peringkat satu pada semester ini, eh sepertinya Ani yang akan menjadi peringkat pertama.
b. Jika diperhatikan, kamu lebih modis memakai baju warna biru, eh maaf, sepertinya baju berwarna hitam akan lebih cocok denganmu.
c. Bagaimana kalau kita pergi ke Bandung menggunakan bus saja, eh sepertinya naik kereta akan lebih cepat sampai ke sana.
d. Sepertinya bulan depan kita akan berlibur ke Bali, eh sepertinya kita berlibur ke Lombok saja.
e. Bagaimana jika besok kita pergi mendaki gunung,eh sepertinya pergi ke pantai akan lebih menyenangkan.
16. Majas Polisindenton
Majas polisidenton adalah majas yang memanfaatkan penggunaan kata hubung dalam sebuah kalimat atau wacana.
Contoh:
a. Setelah bangun tidur, aku lalu mandi, setelah itu membantu ibu, dan kemudian berangkat sekolah.
b. Aku pergi berlibur bersama kakek, nenek, ayah, dan ibu.
17. Majas Asindenton
Majas asindenton adalah kebalikan dari majas polisindenton, yaitu majas yang tidak menggunakan kata penghubung dalam sebuah kalimat maupun wacana.
a. Aku main bersama Andi, Rita, Meta.
b. Kemarin Kakak, Ayah, Ibu memberiku hadiah
c. Jangan lupa makan, mandi, belajar.
18. Majas Interupsi
Majas interupsi adalah majas yang memberikan sisipan keterangan tambahan pada unsur kalimat.
Contoh:
a. Pak Imran, kepala sekolah baru itu, berasal dari Solo.
b. Pak Hasan, Ketua RT-ku, orangnya ramah dan baik hati.
c. Sepatu Andi, yang berwarna hitam, tertukar dengan sepatu Kamil yang warnanya hitam juga.
d. Andi, teman sekolahku, sedang sakit.
e. Kecelakaan di jalan raya itu terjadi kemarin, pukul dua siang.
19. Majas Ekslamasio
Majas eksklamasio adalah majas yang memakai kata-kata seru.
Contoh:
a. Wah, hebat sekali!
b. Aduh, bagaimana si kamu, sama tugas kok bisa lupa.
c. Asyik, Ayah membelikanku sepatu baru!
d. Wah, pemandangannya sungguh indah!
20. Majas Enumerasio
Majas enumerasio adalah majas yang menjelaskan secara detail perbagian sehingga keseluruhan kondisi atau keadaan dapat dipahami.
Contoh:
a. Banjir sedada, listrik mati, anak-anak menangis, kelaparan menunggu pertolongan.
b. Kemarin adik jatuh dari sepeda, jidatnya lecet, hidungnya berdasah, dan kakinya keseleo.
c. Rumah itu bagus sekali, halamannya luas, ruang tamunya megah, dan kamarnya banyak sekali.
Baca juga: Majas Sindiran Beserta Contohnya
21. Majas Preterito
Majas preterito adalah majas yang seolah-olah ingin menyembunyikan sesuatu untuk dirahasiakan.
Contoh:
a. Aku tak akan membuka kedoknya kalau dia adalah preman tanah abang.
b. Baiklah aku tidak akan bilang kalau kamu menyembunyikan sepatu miliknya.
c. Kata Dina persoalan mengenai dia menjadi duta belum boleh disebarluaskan.
22. Majas Alonim
Majas alonim adalah majas yang menggunakan variasi nama tertentu yang digunakan dengan maksud sebagai penegasan.
Contoh:
a. Prof, ada yang perlu saya tanyakan.
b. Ustad, apakah hari ini libur mengaji?
c. Pak Direktur, ini surat yang kemarin bapak minta buatkan.
23. Majas Kolokasi
Majas kolokasi adalah penggunaan asosiasi tetap antara satu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam sebuah kalimat.
Contoh:
a. Nasibku harus berhubungan dengan si bebal itu.
24. Majas Silepsis
Majas silepsis adalah majas yang menggunakan satu kata yang memiliki lebih dari satu makna dan berfungsi lebih dari satu susunan sintaksis.
Contoh:
a. Sirna sudah segala harkat dan harga diri orang itu.
25. Majas Zeugma
Majas zeugma adalah majas yang menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis pada susunan kontruksi sintaksis kedua yang memberikan efek rancu.
Contoh:
a. Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.
Daftar Pustaka:
Agustinalia, Irma. 2018. Majas, Idiom, dan Peribahasa Indonesia. Sukoharjo: Graha Printama Selaras.
Sekian dan semoga artikel ini dapat membantu dan menambah wawasan Anda. Untuk membaca artikel lainnya baca di sini.
Komentar