Pengertian Puisi – Puisi merupakan salah satu karya sastra yang banyak disukai karena kata-katanya yang indah dan menggambarkan suasana hati. Puisi adalah karya sastra yang terdiri atas bait-bait yang menyampaikan imajinasi seseorang melalui kata-kata.
Berbeda dengan prosa yang tanda bacanya harus sesuai, puisi lebih bersifat bebas. Maksudnya ialah bebas dalam artian bebas mengekspresikan dalam bentuk kata-kata. Puisi biasanya menggunakan bahasa anarkis, bermakna konotatif, dan menggunakan gaya bahasa tertentu.
Daftar Baca Cepat
Definisi Puisi
Puisi termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair, mengandung rima, dan irama, serta diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat. Bahasa yang digunakan penyair harus dapat mewakili rasa dan pesan yang hendak disampaikan. Terdapat kecenderungan penyair untuk selalu menyampaikan pesan atau amanat melalui puisinya.
Puisi Menurut Para Ahli
Puisi memiliki berbagai batasan atau definisi. Batasan-batasan tersebut disampaikan oleh beberapa ahli menurut pendapatnya.
1. Situmorang
Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, poites yang berarti membangun, pembentuk, dan pembuat. Dalam bahasa latin, kata poetai memiliki arti membangun, menyebabkan, menimbulkan, dan menyair. Dalam perkembangannya, kata tersebut kemudian menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan bahasa kiasan.
2. Aisyah
Puisi adalah susunan kata-kata yang dipilih dan dirangkai untuk menimbulkan efek dan daya sentuh yang tentunya mencakup maksud atau makna yang lebih luas. Bahasa yang luas tersebut memiliki kekuatan-kekuatan, daya pukau, dan daya sentuh yang luar biasa yang dapat menyentuh perasaan, imajinasi, dan pikiran pembaca. Puisi dapat disebut juga sebagai hasil penafsiran terhadap kehidupan
3. Kosasih
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan puisi tersebut disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam sebuah karya sastra.
4. Suroto
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang pendek dan singkat yang berisi ungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan pengarang yang padat yang dituangkan dengan memanfaatkan segala daya bahasa secara pekat, kreatif, dan imajinatif.
5. Herman J. Waluyo
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias atau imajinatif.
6. Blair dan Chandika
Puisi adalah ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau menyatakan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang memanfaatkan setiap wacana dengan matang dan tepat guna.
7. KBBI V
Menurut KBBI V, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait atau gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khsusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Baca juga: Penyair Indonesia; Biodata Chairil Anwar
Ciri-ciri Puisi
Bahasa dalam puisi tidak memiliki ciri-ciri yang pasti, namun perlu diingat bahwa pada dasarnya bahasa dalam puisi mengandung irama dan kiasan. Berikut ialah beberapa ciri puisi:
- Disampaikan hanya dalam beberapa kata atau disebut dengan kepadatan bahasa.
- Diksi yang dipilih dapat menimbulkan imajinasi bagi pembaca.
- Terdiri atas satu atau beberapa bait
- Memiliki irama dan terkadang mengandung rima atau persamaan bunyi.
- Menampakkan pola atau bentuk tertentu yang disebut tipografi.
Wujud Puisi
Ciri puisi juga tampak dari wujud puisi. Dengan begitu wujud puisi dan ciri-ciri puisi saling berhubungan. Apa sajakah wujud puisi tersebut?
1. Bentuk
Puisi ditulis dalam bentuk berbait. Bait adalah satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris. Bait dapat juga disebut larik.
2. Letak
Letak puisi tertata ke bawah. Namun, adapula puisi yang letaknya tak beraturan atau biasa disebut tipografi.
3. Ejaan
Puisi tidak terlalu mementingkan ejaan, maka penggunaan huruf besar serta tanda baca sering diabaikan. Ada puisi yang setiap lariknya diawali dengan huruf besar, namun ada pula puisi setelah tanda koma menggunakan huruf besar.
4. Diksi
Diksi ialah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Diksi dalam puisi biasanya menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif.
Unsur Intrinsik Puisi
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam batang tubuh suatu karya sastra. Tanpa adanya unsur intrinsik, suatu karya sastra tidak akan terbentuk dengan baik. Dengan begitu, Apa saja sih unsur intrinsik yang terdapat dalam puisi?
1. Tema
Tema merupakan gagasan utama atau gagasan pokok yang menjadi landasan utama dalam sebuah puisi.
2. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembacanya dalam puisi, baik yang tersirat maupun tersurat. Amanat juga merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan sebuah puisi, yaitu menyampaikan sebuah pesan melalui puisi.
3. Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa. Cotohnya apakah penyair bersikap menggurui, mengajak, mendikte, dan lain sebagainya.
4.Perasaan
Perasaan merupaka sikap pengarang yang berhubungan dengan tema atau permasalahan dalam puisinya. Misalnya sedih, senang, kecewa, simpati, dan lain sebagainya.
5. Tipografi
Tipografi disebut juga dengan pola atau bentuk puisi atau perwajahan puisi. Tipografi merupakan tatanan, larik, bait, dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang dapat membangun isi, rasa, dan suasana.
6. Enjambemen
Enjambemen merupakan pemotongan kata atau kalimat pada akhir lirik yang kemudian meletakan potongan tersebut di awal larik berikutnya. Enjambemen dapat pula disebut peristiwa sambung-menyambungnya isi dua larik sajak yang berurutan. Tujuannya ialah untuk memberikan tekanan pada bagian tertentu atau digunakan sebagai penghubung.
7. Akulirik
Akulirik ialah tokoh aku yang terdapat dalam puisi atau orang yang berbicara dalam puisi.
8. Alusi
Alusi merupakan kata ganti orang yang terdapat dalam puisi.
9. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Gaya bahasa dapat disebut pula bahasa figuratif yang menyebabkan puisi menjadi prismatic atau memiliki banyak makna.
10. Rima
Rima atau irama adalah persamaan bunyi dalam puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir.
11. Citraan
Citraan adalah kesan atau gambaran visual yang ada dipikiran pengarang yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat. Citraan disebut juga dengan imaji. Citraan atau imaji terdiri atas penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan.
Baca juga: Majas: Pengertian, Jenis-Jenis, beserta Contoh Majas
Jenis-jenis Puisi
Jenis puisi diklasifikasikan menjadi empat, yaitu berdasarkan waktu kemunculan, keterbacaan, pembacaan, dan cara pengungkapan. Dari jenis-jenis tersebut dibagi lagi menjadi beberapa jenis dari masing-masing puisi. Apa sajakah jenis-jenis puisi? Simaklah penjelasan berikut ini.
A. Berdasarkan Waktu Kemunculan
Puisi berdasarkan waktu kemunculannya dibagi menjadi tiga, yaitu puisi lama, puisi baru, dan puisi modern.
1. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi atau karangan yang terikat oleh aturan-aturan dan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang mengikat puisi itu ialah jumlah baris dalam tiap bait, jumlah kata, rima, dan irama.
Jenis puisi lama, yaitu mantra, bidal, pantun, karmina, talibun, seloka, gurindam, dan syair.
2. Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dari segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Namun, pada penamaan puisi baru didasarkan pada jumlah baris dalam setiap baris.
Jenis puisi baru, yaitu distikon, terzina, kuatrin, kuin, sektet, septima, stanza, dan sonata.
3. Puisi Modern
Puisi modern merupakan bentuk puisi yang benar-benar bebas, bebas dalam bentuk maupun isinya.
Jenis puisi modern berdasarkan cara pengungkapannya, yaitu puisi epik atau bercerita, puisi lirik atau curahan hati, dan puisi dramatik yang terdapat unsur dialog di dalamnya.
B. Berdasarkan Keterbacaan
Puisi berdasarkan keterbacaannya dimasudkan untuk menggolongkan puisi berdasarkan tingkat kemudahan untuk memaknainya. Jenis puisi berdasarkan keterbacaannya dibagi menjadi tiga, yaitu puisi diafan, puisi prasmatis, dan puisi gelap.
1. Puisi diafan
Puisi diafan atau polos merupakan puisi yang banyak menggunakan kata denotatif dan sedikit menggunakan lambang atau simbol sehingga dapat ditangkap maknanya dengan mudah.
2. Puisi Prismatis
Puisi prismatis atau membias merupakan puisi yang banyak menggunakan kata berkonotasi dan menggunakan lambang dan kiasan. Meskipun puisi ini terkadang sulit ditangkap maknanya, namun terkadang masih dapat diketahui pula maknanya.
3. Puisi Gelap
Puisi gelap merupakan puisi yang banyak mengandung majas, bahasa kiasan, lambang ataupun simbol di dalamnya, serta bersifat pribadi sehingga menyebabkan maknanya sulit dipahami.
C. Berdasarkan Pembacaan
Puisi berdasarkan pembacaannya dibagi menjadi dua, yaitu puisi kamar dan puisi auditorium. Berikut penjelasannya:
1. Puisi kamar
Puisi kamar ialah puisi yang cocok dibacakan sendirian. Puisi ini tidak cocok dibacakan di depan umum.
2. Puisi Auditorium
Puisi auditorium ialah puisi yang mementinkan suara dan biasanya cocok dibacakan di depan khalayak. Jenis puisi ini biasanya digunakan untuk penampilan maupun perlombaan.
D. Berdasarkan Cara Pengungkapan
Puisi berdasarkan cara pengungkapannya terbagi atas dua jenis, yaitu puisi konvensional dan puisi kontemporer. Berikut penjelasannya:
1. Puisi Konvensional
Puisi konvensional adalah puisi yang memiliki pola umum, baik dalam penyusunan baris maupun isi. Puisi ini juga masih terikat oleh pengaturan lirik dalam baik, persajakan dan jumlah.
2. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer merupakan puisi yang berusaha lari dari ikatan kovensional. Puisi kontemporer seringkali menggunakan kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, mengunakan kata-kata yang kasar, ejekan, dan lain-lainnya.
Jenis puisi kontemporer, yaitu puisi mantra, puisi mbeling, dan puisi konkret.
Langkah-langkah Memahami Puisi
Dalam memahami sebuah puisi terdapat langkah-langkah dalam memahaminya isi puisi. Berikut ialah beberapa langkah memahami isi puisi.
- Memerhatikan judul puisi
- Memerhatikan kata yang berulang kali dimunculkan pada puisi. Hal tersebut dapat membantu menggambarkan isi puisi.
- Berusaha mengetahui siapa akurilik dalam puisi tersebut.
- Berusaha mengetahui siapa yang dimaksud dengan kata ganti orang atau alusi yang ada di dalamnya.
- Jangan memulai penafsiran isi puisi secara terpenggal-penggal dahulu, tetapi bacalah dahulu secara utuh.
- Mengetahui latar belakang kehidupan penyair sangat membantu memahami puisi.
- Untuk mempermudah memahami puisi, dapat dilakukan parafrase.
Langkah-langkah dalam Menganalisis Puisi
Dalam melakukan analisis terhadap sebuah puisi dapat dilakukan dengan beberapa cara dan pendekatan. Pendekatan tersebut dikelompokkan kembali menjadi dua, yaitu pendekatan puisi dan pendekatan teks puisi.
A. Pendekatan Puisi
Dalam memahami seuatu puisi dapat dilakukan dari berbagai pendekatan, baik dari puisi unsur di dalam puisi maupun unsur di luar puisi seperti pembaca dan pengarang. Berikut ialah jenis-jenis pendekatan dalam memahami sebuah puisi:
1. Pendekatan objektif
Pendekatan objektif adalah pendekatan yang melakukan pengkajian terhadap karya sastra dengan hanya berdasarkan pada kenyataan yang terdapat dalam karya sastra. Pada pendekatan ini yang dikaji ialah unsur intrinsik puisi.
2. Pendekatan Mimetik
Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang menghubungkan antara karya sastra dan realita objektif.
3. Pendekatan Ekspresif
Pendekatan ekspresif ialah pendekatan yang menitikberatkan pada eksistensi pengarang atau penyair sebagai pencipta karya seni.
4. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan atau pengkajian yang menitikberatkan kajian terhadap peran pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra.
B. Pendekatan Teks Puisi
Dalam memahami sebuah teks puisi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan, pendekatan teks puisi antara lain:
1. Pendekatan Parafrasis
Pendekatan parafrasis adalah pendekatan dengan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan penyair dalam bentuk baru, yakni menyisipkan kata atau kelompok kata dengan tujuan untuk memperjelas makna puisi tersebut. Pendekatan ini bertujuan untuk menguraikan kata yang padat dan mengkonkretkan yang bermakna kias.
2. Pendekatan Emotif atau Perasaan
Pendekatan emotif ialah pendekatan yang berupaya untuk mengajuk emosi atau perasaan pembaca dan berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk, isi, maupun gagasan penyair.
3. Pendekatan Analitis
Pendekatan analitis adalah pendekatan yang berusaha untuk memahami cara pengarang menampilkan gagasan melalui unsur intrinsik pembentukan puisi. Penerapan dalam pendekatan ini dilakukan dengan membaca teks puisi secara utuh terlebih dahulu, kemudian menetapkan unsur yang hendak digunakan untuk dapat memahami puisi tersebut.
4. Pendekatan Historis atau Sejarah
Pendekatan historis ialah pendekatan yang menekankan pada unsur ekstrinsik dalam sebuah puisi. Meskipun unsur ekstrinsik berada di luar karya, namun unsur tersebut penting dalam menentukan keutuhan sebuah puisi.
5. Pendekatan Didaktis atau Pendidikan
Pendekatan didaktis merupakan pendekatan yang berupaya menemukan dan memahami gagasan serta sikap penyair terhadap nilai-nilai pendidikan yang dituangkan dalam sebuah puisi.
6. Pendekatan Sosiopsikologis
Pendekatan sosiopsikologis ialah pendekatan yang mengkaji puisi dari segi sosiologi dan psikologi. Pengkajian ini dilakukan dari sudut sosial dan kejiwaan, bahkan aktivitas.
Daftar Pustaka:
Budiman, Sumiati. 1987. Sari Sastra Indonesia. Surakarta: PT Intan Pariwara.
KBBI V
Suhita, Sri. 2017. Power Point Perkuliahan Teori Sastra.
Komentar